jika aku tetap melangkah, karena aku percaya akan takdir Tuhan
aku percaya, sangat percaya. bahwa setiap langkahku senantiasa bersemayam cahaya Illah
sebab, tanpa-Nya, aku hanyalah pejalan sunyi, seorang sendiri
dan. dalam kesendirian itu aku hanya menyua kekosongan demi kekosongan
kekosongan itu sedemikian kalut, semakin kalut
saat aku tak menyandarkan penderitaanku di atas bahu-Nya
air mata tak berhenti melarung dalam samudera-Mu, dalam setiap doa dan harapku
terombang-ambing dalam ombak-Mu adalah santapan setiaku
namun, aku tahu. kebersamaan-Mu senantiasa menjawabnya.
dini hari sempat kelam, itu adalah hal yang wajar;senantiasa aku sua
gelap dan kelam; dua kata yang sempat mematahkan sayap-sayapku
dan. sayap-sayap itu berserakan di tiap sudut terasing
sudut yang sama sekali tak aku kenali
entahlah, kenapa ia membuaaku terjatuh. dan engkau tahu itu, aku membutuhkan waktu yang lama untuk bangkit. dan. berdiri...
mengenali sudut terasing itu, seorang diri
pun, aku senantiasa masih linglung. meski sanggup berdiri
cahaya Tuhan-lah yang mengajakku berdiri, bangkit melawan sepi; seorang diri
besok?
entahlah....
tapi, aku yakin....
seperti ceracau sang pujangga besar Jerman, Van Goethe, aku berlari...
menuju jiwa-jiwa yang agung...
aku menikmati sayap-sayap yang sempat patah
dalam bias cahaya-Nya
*judul "Kunikmati Sayap-sayap Patah dalam Bias Cahyanya" terinspirasi dari karya besar Khalil Ghibran
Hidup adalah sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, dan jawaban itu hanya bisa aku dapatkan dengan menjalaninya. maka tak sepantasnya aku berpaling dari hidup. meski aku telah tersingkir pada lubang "kematian" hidup; karena menulis. Ya, menulislah yang membuatku tetap hidup dalam kehidupan. dan menyadarkan kepadaku, bahwa hidup adalah "kehidupan", bukan "kematian.... Ia yang perlahan-lahan mengembalikanku untuk "mendengar", mendengar lewat hati.....
Ketik di sini
Selasa, 31 Januari 2012
Jumat, 27 Januari 2012
Tempat Aku Terhampar di Hadapan Tuhan
serasa terduduk
dalam kesendirian di ruangan ini
ketika bulirbulir
angin menyelinap melalui sebalik jendela
di sekelilingku
i’tikaf pagi
merona manusiamanusia asing
atau aku sendiri
yang mengasingkan diri?
bukankah di atas
meja ini penaku berdiri
memuncrat darah
dalam secarik kertas
ah!
tahajjud sunyi
pun menggerimis luka di atas kerutinan belaka
pula, tape
recorder yang bersemadi dalam kesndirian
di meja paling
depan
melengkingkan
cacian
sepatah demi patah
: kata adalah
darah
sebait demi bait
:sajak adalah
rasa sakit
memuncrat
kerinduan
dalam metafor
keriuhan
telah kupalingkan
muka kala di atas titian
di atas tangga
demi tangga: kematian?
merangkai harap
lewat sebijih sajak
meski sang
pujangga kehidupan mengharap tuak
yang tersaji
adalah secangkir kopi
pagi ini
lalu
menjelang senja
memerangkap hari
aku menepi di
atas pesisir
menyanyikan
lagulagu urban terusir
memandang lurus
ke barat
ke lautan
tempat aku
terhampar di hadapan Tuhan
5/1/2011
Selasa, 24 Januari 2012
Tafakkur Dini Hari
Atas nama Tuhan-pun, kita masih berlayar dalam lantunan-Nya...
meski kita terlahir beda, dalam bait-bait yang memecah gelombang dini hari
aku pun menyaksikanmu
menerkam rasa sakit, luka dan air mata.....
andaikan sedetik saja mereka merasa apa yang kita rasa
barangkali, jiwa mereka telah punah dalam peradaban
dalam sedetik saja..
Puji Tuhan!
katamu...
meski kita terlahir beda, dalam bait-bait yang memecah gelombang dini hari
aku pun menyaksikanmu
menerkam rasa sakit, luka dan air mata.....
andaikan sedetik saja mereka merasa apa yang kita rasa
barangkali, jiwa mereka telah punah dalam peradaban
dalam sedetik saja..
Puji Tuhan!
katamu...
Minggu, 22 Januari 2012
Sebelum......
sebelum rintik datang
matahari menghilang
gelap datang dalam nanar watas senja
sebelum kita lelap
menjelang persimpangan itu
ijinkan aku kembali menemuimu
dalam rona yang membilang beda..
jan 2012
matahari menghilang
gelap datang dalam nanar watas senja
sebelum kita lelap
menjelang persimpangan itu
ijinkan aku kembali menemuimu
dalam rona yang membilang beda..
jan 2012
Kelana
engkau pun tetap berlayar
mengayuh jejak
yang sempat tertatih
dalam dekap rindu
dan
air
mata
jan 2012
mengayuh jejak
yang sempat tertatih
dalam dekap rindu
dan
air
mata
jan 2012
Langganan:
Postingan (Atom)