Ketik di sini

Jumat, 27 Januari 2012

Tempat Aku Terhampar di Hadapan Tuhan



                 
serasa terduduk dalam kesendirian di ruangan ini
ketika bulirbulir angin menyelinap melalui sebalik jendela
di sekelilingku
i’tikaf pagi merona manusiamanusia asing
atau aku sendiri yang mengasingkan diri?
entahlah
bukankah di atas meja ini penaku berdiri
memuncrat darah dalam secarik kertas
ah!
tahajjud sunyi pun menggerimis luka di atas kerutinan belaka

pula, tape recorder yang bersemadi dalam kesndirian
di meja paling depan
melengkingkan cacian
sepatah demi patah
: kata adalah darah
sebait demi bait
:sajak adalah rasa sakit
memuncrat kerinduan
dalam metafor keriuhan
telah kupalingkan muka kala di atas titian
di atas tangga demi tangga: kematian?
merangkai harap lewat sebijih sajak
meski sang pujangga kehidupan mengharap tuak
yang tersaji adalah secangkir kopi
pagi ini

lalu
menjelang senja memerangkap hari
aku menepi di atas pesisir
menyanyikan lagulagu urban terusir
memandang lurus ke barat
ke lautan
tempat aku terhampar di hadapan Tuhan


5/1/2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar