serasa terduduk
dalam kesendirian di ruangan ini
ketika bulirbulir
angin menyelinap melalui sebalik jendela
di sekelilingku
i’tikaf pagi
merona manusiamanusia asing
atau aku sendiri
yang mengasingkan diri?
bukankah di atas
meja ini penaku berdiri
memuncrat darah
dalam secarik kertas
ah!
tahajjud sunyi
pun menggerimis luka di atas kerutinan belaka
pula, tape
recorder yang bersemadi dalam kesndirian
di meja paling
depan
melengkingkan
cacian
sepatah demi patah
: kata adalah
darah
sebait demi bait
:sajak adalah
rasa sakit
memuncrat
kerinduan
dalam metafor
keriuhan
telah kupalingkan
muka kala di atas titian
di atas tangga
demi tangga: kematian?
merangkai harap
lewat sebijih sajak
meski sang
pujangga kehidupan mengharap tuak
yang tersaji
adalah secangkir kopi
pagi ini
lalu
menjelang senja
memerangkap hari
aku menepi di
atas pesisir
menyanyikan
lagulagu urban terusir
memandang lurus
ke barat
ke lautan
tempat aku
terhampar di hadapan Tuhan
5/1/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar